New York - Presiden Prabowo menggetarkan panggung dunia dengan berdiri dan berbicara tentang perdamaian di United Nation General Assembly (UNGA) New York, September 2025.
Presiden menegaskan Posisi Indonesia yang mendukung two state-solution in Palestine. Untuk mengakhiri konflik di jalur Gaza antara Israel dan Palestina yang sampai saat ini masih terjadi dan mengakitbatkan banyak korban jiwa berjatuhan.
Mendengar Pidato Presiden yang disampaikan dengan tegas namun berisi pesan yang sejuk tersebut, Steve Mara Mahasiswa S3 Studi Perdamaian Indoensia yang saat ini sedang melaksanakan studi di Inggris memberikan apresiasi penuh dan memuji Pidato Presiden tersebut.
Steve Mara menyampaikan sebagai mahasiswa PhD yang mempelajari tentang Studi Perdamaian dan Internasional Development, saya sangat bangga dan terharu mendengar bagaimana Presiden Indonesia menyampaikan pidato perdamaian tersebut dan solusi berani yang ditawarkan oleh Presiden Indonesia.
Steve menyampaikan, Pidato Presiden Prabowo ini dimulai dengan halus yaitu dengan menyampaikan eksistensi masyarakat dunia “We differ in race, religion, and nationality, yet we gather together as one human family”, Kita yang berbeda dari ras, agama, dan kebangsaan namun tetap berkumpul sebagai satu keluarga Family.
Pernyataan ini telah menempatkan Bhineka Tunggal Ika sebagai Semboyan yang harusnya menjadi semboyan dunia, bukan hanya semboyan negara Indonesia. Pernyaaan ini membangkitkan makna perdamaian dan pemersatu yang kuat.
Kemudian dilanjutkan dengan kalimat menyeterakan status manusia bahwa “We are here first and foremost as fellow human beings each created equal, endowed with unalienable rights to life, liberty, and the pursuit of happiness”, Kita di sini pertama dan terutama sebagai sesama manusia yang diciptakan setara, dianugerahi hak yang tidak dapat dicabut untuk hidup, kebebasan, dan mengejar kebahagiaan.
Presiden Prabowo menegaskan kepada seluruh pemimpin dunia, bahwa tidak ada yang paling lebih sebagai manusia, karena manusia semua setara, diciptakan sama, dan memiliki hak untuk hidup, bebas, dan juga berhak untuk hidup bahagia.
Presiden juga menegaskan komitmen Indonesia sesuai dengan pembukaa Undang-undang dasar, yaitu terlibat aktif didalam menjaga perdamaian dunia dengan selalu menyiapkan pasukan perdamaian yang bisa ditempatkan di Gaza, Ukraine, Sudan, Libya dan tempat lainnya yang membutuhkan penjaga perdamaian, Indonesia Selalui siap. “If and when the Security Council and this Great Assembly decide, Indonesia is prepared to deploy 20,000 or even more of our sons and daughters to secure peace in Gaza or elsewhere, in Ukraine, in Sudan, in Libya, everywhere when the peace needs to be enforced, peace needs to be guarded, we are ready”.
Selain itu, Presiden Prabowo jua menyinggung soal ketersediaan pangan Indonesia yang disiapkan untuk menjadikan Indonesia Swasembaga Pangan yang bisa menyuplai ke negara-negara yang membutuhkan pangan.
“This year, we recorded the highest rice production and grain reserves in our history. We are now self‐sufficient in rice and we have exported rice to other nations in need, including providing rice to Palestine. We are building resilient food supply chains, strengthening farmer productivity, and investing in climate‐smart agriculture to ensure food security for our children and for the children of the world. We are confident, in a few years time, Indonesia will be the granary of the world”.
Penjelasan ini menguatkan posisi Indonesia bahwa Indonesia siap secara pangan, dan siap menjadi suplayer pangan bagi negara-negara lain.Iini secara tidak langsung Presiden Indonesia membuka pemikiran pemimpin negara-negara bahwa Indonesia sebagai negara besar memiliki peran penting dalam pangan internasional, dan ini menjadi senjata diplomasi Indonesia untuk menggandeng negara-negara yang membutuhkan pangan kedepan.
Steve juga mengapresiasi closing statement yang disampaikan oleh Presiden dengan menyampaikan dukungan penuh Indonesia untuk menyelesaikan konflik di Palestina dengan mendukung solusi dua negara yaitu negara Palestina dan Negara Israel, asalkan Israel segera mengakui kemerdekaan Palestina.
To close, I would like to reiterate again Indonesia's complete support for the Two-State Solution in Palestine. We must have an independent Palestine, but we must also recognize and guarantee the safety and security of Israel. Only then can we have real peace: peace without hate, peace without suspicion.
The only solution is this two-state solution. Two descendants of Abraham must live in reconciliation, peace, and harmony. Arabs, Jews, Muslims, Christians, Hindus, Buddhists, all religions. We must live as one human family. Indonesia is committed to being part of making this vision a reality.
Is this a dream? Maybe. But this is the beautiful dream we must work toward together. Let us continue humanity's journey of hope, a journey started by our forefathers, a journey that we must complete.
Pernyataan penutup ini menunjukan bahwa Indonesia menunjukan politik luar negeri bebas aktif dan Indonesia sebagai negara non-aligment. Solusi dua negara yang disampaikan dan pernyataan tambahan Presiden yaitu memberi garansi keamanan kepada masyarakat Israel juga telah menunjukan politik perdamaian yang disampaikan oleh seorang Presiden bahwa dalam memandang perdamaian atau mencetuskan sebuah perdamaian, tidak ada yang namanya negara sahabat dan negara lawan, namun pihak yang berkonflik harus diposisikan ditengah dengan melihat sama-sama kalah dan sama-sama menang, serta sama-sama untung dan sama-sama rugi.
Kacamata Presiden Prabowo adalah kacamata luas yang hanya dapat dijangkau dengan pemikiran damai, kita sebagai warga negara Indonesia harus berbahagia memiliki Presiden yang dapat kita sebut Pembawa Perdamaian. ***
Posting Komentar